Parigi Moutong, HALOSulteng – Yayang Matira, kerap disapa Yayan, tak pernah menyangka perjalanan studinya akan membawanya dari Desa Palasa, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng), hingga ke Malaysia. Mahasiswa S2 Ilmu Komputer UGM ini baru saja menyelesaikan Program UGM-UiTM International Student Mobility selama sembilan hari (21-29 Juni 2025) yang diselenggarakan Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika (DIKE) UGM bekerja sama dengan Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia.
Perjalanan pendidikan Yayan dimulai dari S1 Statistika di Universitas Tadulako dengan Beasiswa Unggulan, kemudian meraih Beasiswa LPDP untuk S2 Ilmu Komputer di UGM.
“Awalnya saya ragu apakah bisa melanjutkan hingga S2, apalagi ikut program internasional. Ternyata kesempatan itu ada bagi siapa saja yang mau berusaha,” katanya.
Program ini terdiri dari dua fase. Fase pertama di Yogyakarta selama 4 hari yang berfokus pada pertukaran budaya dengan mendampingi mahasiswa Malaysia mengeksplorasi warisan budaya Indonesia. Kemudian dilengkapi dengan workshop keamanan siber dan literasi digital untuk siswa SMP-SMA di Taman Pintar Yogyakarta.
Fase kedua di Malaysia menghadirkan kunjungan akademik dan industri di dua tempat, yaitu Kuala Lumpur dan Perlis. Kunjungan pertama ke JurisTech yaitu perusahaan teknologi finansial di Kuala Lumpur yang memberikan wawasan soal teknologi finansial, dilanjutkan kunjungan akademik ke Fakulti Teknologi Sains dan Maklumat (FTSM) Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) dan kolaborasi dengan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) mengenai perlindungan data pribadi.
Di UiTM Perlis, Yayan mengikuti Seminar TechBridge 2025 yang menghadirkan tren teknologi robotik terkini dan peluang kolaborasi penelitian. Program ditutup dengan eksplorasi budaya Perlis melalui kunjungan museum dan tempat wisata setempat.
Program ini berhasil mengembangkan kemampuan interpersonal, komunikasi internasional, dan kompetensi lintas budaya. Yayan memperoleh Sertifikat Legal Internasional sebagai pengakuan formal, dan juga membuka peluang kolaborasi berkelanjutan melalui jejaring akademik yang terbangun.
“Untuk adik-adik di Palasa dan daerah lain, jangan ragu untuk melanjutkan pendidikan. Banyak beasiswa yang bisa dimanfaatkan. Yang penting adalah kemauan untuk terus belajar,” pesan Yayan.
Program ini membuktikan pemerataan akses pendidikan tinggi yang menjangkau seluruh Indonesia dan memperkuat kerja sama bilateral Indonesia-Malaysia dalam pendidikan tinggi dan teknologi.
“Perjalanan saya dari Desa Palasa hingga ke negeri jiran ini membuktikan bahwa anak desa punya kesempatan yang sama untuk bermimpi besar. Latar belakang bukan penghalang untuk mewujudkan mimpi. Yang penting terus belajar dan manfaatkan setiap kesempatan yang ada. Kita semua bisa dan layak” ujar Yayan.
Kisah Yayan menjadi bukti bahwa melanjutkan pendidikan hingga S2 dan berkiprah di panggung internasional bukanlah mustahil bagi anak daerah.
Baca juga : FC Bandung Raya Juara Karang Taruna Cup Jilid II Usai Taklukkan FC Garuda Tibu Lewat Adu Penalti
