Parigi Moutong, HALOSulteng – Matahari telah meninggi, ambara pun nampak membiru, waktu menunjukkan pukul 13.30 wita. Dua wanita yang berasal dari Desa Tinombo telah tiba di kediaman Ayi Salumpu yang menjadi tempat penyimpanan berbagai bantuan untuk korban terdampak banjir di Desa Ogoansam dan Bambasiang, Kecamatan Palasa, Kabupaten Parigi Moutong.
Ny. Khaerunnisa Yanto merupakan perwakilan dari Dharma Wanita Peersatuan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), dan perwakilan Pemerintah Kecamatan Tinombo, Rini Riantini. Kedua wanita itu ditemani oleh para pencinta alam yang tergabung dalam Sahabat Alam Tinombo.
Setelah sampai di Desa Palasa, Kecamatan Palasa, Kabupaten Parigi Moutong, semuanya mengemas berbagai sembako dan air kemasan yang akan disalurkan secara langsung di daerah terisolir Dusun 2, Desa Bambasiang, Kecamatan Palasa, akibat terdampak bencana banjir bandang pada Kamis (13/3/2025).
Pasalnya, jalan penghubung antara Desa Ogoansam dan Desa Bambasiang terputus dihantam banjir bandang. Terputusnya jalan penghubung kedua desa tersebut, menyebabkan Desa Bambasiang terisolir.
Sesudah semua sembako dan minuman kemasan dimasukkan dalam tas carrier dan karung, rombongan bergegas menuju Desa Ogoansam kemudian ke Desa Bambasiang.
Menariknya, meski harus menyusuri tebing, Ny. Khaerunnisa Yanto tak kehilangan ‘nyali’ untuk melewati jalur altenatif yang berisiko tersebut.
Dirinya harus menapakkan kaki di tebing dan berpegangan di akar yang menjalar di dinding tebing. Sebab, akar-ara itu menjadi pegangan satu-satunya untuk dapat melawati jalur tebing. Demi memnimalisir resiko Ny. Khaerunnisa Yanto perlu mendapatkan bantuan dari salah satu guide bernama Sahriel Dg Malondeng.

Dalam perjalanan menuju Dusun 2, Desa Bambasiang, Ny. Khaerunnisa Yanto, Rini Riantini, dan Sahabat Alam Tinombo ditemani oleh KPA Punggawa dan KAMI Production serta Bhabinkamtibmas Polsek Tomini, Abdul Haris menjadi guide untuk menyalurkan bantuan secara langsung.
Setibanya diseberang jalan yang terputus tepatnya di Dusun 1, Desa Ogoansam. Selanjutnya, rombongan menaiki salah satu mobil pick up untuk diantarkan sampai di Dusun 1 Padongkal, Desa Bambasiang.
Kemudian, rombongan menaiki kaki gunung yang menjadi jalur alternative ke Dusun 2, Desa Bambasiang. Walaupun dengan nafas ‘ngos-ngosan’ Ny. Khaerunnisa Yanto terus mendaki.
“Biarpun soak (capek) tapi untuk misi kemanusiaan saya harus bisa sampai ke daerah terisolir untuk menyalurkan bantuan secara langsung kepada warga Dusun 2, Desa Bambasiang yang terisolir,” ucapnya.
Terbesit dalam hati Ny. Khaerunnisa Yanto untuk tidak melanjutkan perjalanan dan berniat untuk kembali turun ke Dusun 1 Padongkal. Bahkan, ia sempat tertinggal dibelakang, tetapi seorang wanita yang merupakan warga setempat membopong Ny. Khaerunnisa Yanto sampai ke Dusun 2, Desa Bambasiang.
Barangkali tidak berlebihan jika, Ny. Khaerunnisa Yanto dan Rini Riantini adalah wanita tangguh. Sebab, baru kedua wanita itulah masyarakat dari luar desa yang sampai ke daerah terisolir Dusun 2, Desa Bambasiang.
Rombongan sejenak merehatkan badan dari lelahnya perjalanan menelusuri jalan alternative dari Dusun 1 Padongkalo ke Dusun 2, Desa Bambasiang.
Sesampainya di Kantor Desa Bambasiang, rombongan melakukan kordinasi dengan Kepala Desa Bambasiang, Abraham. Lalu, para rombongan mengitari pemukiman warga Dusun 2, Desa Bambasiang, sembari memberikan bantuan sembako dan air kemasan kepada warga setempat.

Salah satu warga Dusun 2, Desa Bambasiang, Selfi mengucapkan terimakasih kepada Sahabat Alam Tinombo, Dharma Wanita Peersatuan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulteng, dan Pemerintah Kecamatan Tinombo.
“Kami selaku warga mengucapkan terimakasi atas bantuan yang diberikan oleh relawan. Semoga selalu diberikan kesehatan,” ucapnya.
Ia mengaku baru kali ini mendapatkan bantuan berupa sembako dan air bersih. Sehingga, Selfi Kembali mengucapkan terimakasih.
“Baru kali ini kami mendaptkan bantuan. Terimakasi atas bantuannya,” ujarnya.
Sementara itu, Ny. Khaerunnisa Yanto mengungkapkan bantuan yang disalurkan adalah pemberian dari masyarakat di Kecamatan Tinombo, Pemerintah Kecamatan Tinombo dan Dharma Wanita Peersatuan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulteng.
“Jadi bantuan yang kami salurkan ini melalui teman-teman di Palasa merupakan bantuan dari masyarakat Kecamatan Tinombo, Pemerintah Kecamatan Tinombo, dan Dharma Wanita Peersatuan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulteng,” ungkapnya.
Keinginan untuk bisa menyaksikan keadaan warga di Dusun 2, Desa Bambasiang merupakan keinginan Ny. Khaerunnisa Yanto dan Rini Riantini bersama Sahabat Alam Tinombo yang ditemani oleh KPA Punggawa dan KAMI Production sebagai guide.
“Sedangkan untuk bisa sampai ke Dusun 2, Desa Bambasiang ini memang keingananya saya dan Ibu Rini Riantini. Ditemani teman-teman dari Sahabat Alam Tinombo. Kemudian teman-teman KPA Punggawa dan KAMI Production menjadi penujuk jalan ke Dusun 2, Desa Bambasiang, sekaligus pengawalan penyaluran bantuan,” katanya.
Ia juga mengharapkan dengan adanya bantuan ini, dapat meringankan beban warga Desa Bambasiang yang terisolir akibat akses jalan penghubung ke Desa Ogoansam menuju ibu kota kecamatan terputus diterjang banjir bandang.

Senada dengan itu, Kordinator Lapangan Sahabat Alam Tinombo, Zainal mengatakan di Bulan Ramadan ini pihaknya menalurkan bantuan berupa makanan pokok kepada warga Dusun 2, Desa Bambasiang.
“Walaupun dalam keadaan berpuasa teman-teman Sahabat Alam Tinombo bekerja sama dengan teman-teman di Kecamatan Palasa dan Bhabinkamtibmas Polsek Tomini. Kami menyalurkan bantuan untuk kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.
Ia menyebutkan Sahabat Alam yang ikut serta dalam penyaluran bantuan ke daerah terisolir di Dusun 2, Desa Bambasiang sebanyak 20 orang.
Zainal berharap bantuan berupa makanan pokok yang telah diberikan secara langsung kepada warga Dusun 2, Desa Bambasiang dapat bermanfaat.
“Harapannya mudah-mudahan dengan bantuan berupa makanan pokok bisa bermanfaat untuk saudar-saudara yang tertimpa musibah,” pungkasnya.
Baca juga : Warga Bambasiang yang Terisolir Mulai Terima Bantuan