Parigi Moutong, HALOSulteng – Desa yang memiliki makna Padi Ladang dari sebutan bahasa Lauje yakni Pebounang tepat pada 17 Oktober 2025 berusia 18 tahun.
Penamaan Pebounang berdasarkan aktifitas pertanian masyarakat setempat. Sebab, sebelum mekar dari Desa Bobalo, mayoritas masyarakat di Desa Pebounang berprofesi sebagai petani lading di wilayah pegunungan.
Pada tahun 2007, Pebounang yang merupakan salah satu dusun Desa Bobalo diusulkan menjadi desa definitif, setelah berbagai proses kelengkapan administrasi telah diselesaikan, maka pada tahun 17 Oktober 2007 Pebounang berubah sebagai desa definitif di Kecamatan Palasa, Kabupaten Parigi Moutong.
Dalam memperingati hari Ulang Tahun (HUT) Desa Pebounang dibawah kepemimpinan Kepala Desa (Kades), Aminah T Rapijunu seluruh aparat desa, tokoh agama, pemangku adat, dan warga Desa Pebounang menggelar sykuran di Kantor Desa Pebounang, Jumat (17/10/2025).
Warga berkumpul di balai desa sejak pagi menyiapkan hidangan hasil bumi untuk disantap bersama. Seusai sholat Jumat seluruh tamu duduk membentuk lingkaran beralaskan karpet merah.
Lantunan doa syukur mengawali acara, dipimpin oleh tokoh agama setempat, sebagai ungkapan terima kasih atas perjalanan panjang desa yang terus berkembang sejak berdiri 18 tahun silam.
Kades Pebounang, Aminah T Rapijunu mengatakan bahwa kesederhanaan bukan berarti kekurangan, melainkan cerminan semangat gotong royong dan rasa syukur masyarakat yang tetap terjaga.
“Yang terpenting adalah kebersamaan dan niat tulus membangun desa ini agar semakin maju,” ujarnya.
Dirinya juga mengungkapkan di usia ke18 tahun adalah lambang kematangan dan energi baru bagi Dsa Pebounang untuk meenjadi desa yang maju.
“Kami berharap, di usia yang dewasa ini, semangat gotong royong dan kebersamaan seluruh warga semakin kokoh. Semoga Desa Pebounang terus maju dalam pembangunan, inovatif dalam pelayanan, dan mampu menciptakan generasi muda yang cerdas, berakhlak mulia, dan siap memimpin masa depan,” ungkap Aminah T Rapijunu.
Usai doa bersama, acara dilanjutkan dengan makan bersama para orang tua saling berbagi cerita, dan seluruh warga larut dalam suasana kekeluargaan. Perayaan sederhana itu menjadi bukti bahwa kebahagiaan sejati tak selalu diukur dari kemegahan acara, melainkan dari rasa syukur dan persatuan yang tumbuh di hati setiap warga Desa Pebounang.
Baca juga : Usulan RKPDes Pebounang Tahun 2026 Capai Rp 6 M






