HALO DesaHALO Parigi Moutong

147 Tahun Desa Palasa Tengah : Merawat Warisan, Membangun Harapan

×

147 Tahun Desa Palasa Tengah : Merawat Warisan, Membangun Harapan

Sebarkan artikel ini
whatsapp image 2025 11 23 at 09.36.35
Desa Palasa Tengah. Foto ; Ayhi Salumpu.

Parigi Moutong, HALOSulteng Desa Palasa Tengah, Kecamatan Palasa, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, telah memasuki usia mencapai satu abad lebih. Sejak tahun 1879 awal berdirinya hingga sekarang. Usia Desa Palasa sudah mencapai 147 tahun.

Berada di pusat pemerintahan Kecamatan Palasa, Desa Palasa Tengah memiliki jumlah penduduk sebanyak 3.542 ribu dengan luas wilayah mencapai 11.73 km2.

Di huni oleh masyarakat berlatar belakang Suku Kaili, Gorontalo, Mandar, Bugis, Tialo, Tajio bahkan bangsa Arab dan Tionghoa menjadi representase Bhineka Tunggal Ika.

Suburnya tanaman pada sektor pertanian dan perkebunan menjadi sumber mata pencaharian masyarakat Desa Palasa. Kekayaan perikanan di perairan Teluk Tomini juga menjadi pendapatan bagi masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan.

Menariknya, desa sepuh di Kecamatan Palasa ini telah melahirkan 3 desa. Seperti Desa Palasa Lambori, Desa Bambasiang, dan Desa Palasa Tangki. Desa Palasa Tangki sendiri kemudian melahirkan lagi Desa Ogoansam dan Beau.

Berdasarkan catatan sejarah Desa Palasa. Asal muasal Desa Palasa dahulunya bernama Ompogang Papontian , diperkirakan nama itu sudah ada pada abad ke-17 sampai abad ke-18. Di mana, kala itu Ompogang Papontian masih di bawah pemerintahan tradisional yang dijalankan oleh Olongian Dusunan Tinombo. Pusat pemerintahannya di Siavu (sekarang Tinombo).

Pemimpin bergelar Olongian itu juga biasa akrab disebut Olongian Meegang Mata. Olongian Meegang Mata memiliki bawahan berkisar 9 orang. Satu diantaranya adalah Jogugu Ko yang ditempatkan Olongian Meegang Mata untuk mengurus pemerintahan di Ompogang Papontian.

Sementara itu, dalam catatan Ismail Palabi (1995: 1,2), Jogugu Ko bernama asli Andai memerintah Ompogang Papontian sekitar tahun 1850 sampai tahun 1884. Sebagai perpanjangan tangan Olongian Meegang Mata, Andai sering membawakan syair Olongian Meegang Mata yang berbunyi :

To Tinombo To U ; artinya : Penduduk Tinombo Rakyatku

To Sambali, To U ; artinya : Penduduk sebelah/seberang gunung Sojol dan Dondo Rakyatku’

To Tomini To U ; artinya : Penduduk Tomini Rakyatku

To Sambali, To Tomini, To Tinombo tunuvu sempunge semboto-mboto ; artinya : Penduduk seberang gunung (Sojol), Tomini dan Tinombo hidup serumpun berasal dari Tinombo.

Perubahan nama Desa Palasa sudah terjadi sebanyak 3 kali, dari nama Ompogang Papontian menjadi Papalasa dan terakhir Palasa. Peralihan nama dari Ompogang Papontian ke Palasa memiliki latar belakang sejarah.

Konon, penamaan perkampungan (sebelum desa) Ompogang Papontian, terdiri dari dua kata dalam bahasa Lauje yakni Pa artinya : tempat atau pemukiman. Sedangkan Pontian artinya Puntianak atau Kuntilanak. Sehinggan perkampungan ini di namakan Ompogang Papontian.

Setelah beberapa tahun kemudian, masih dari sumber Ismail Palabi, konon kata masyarakat setempat tempo dulu, sekitar tahun 1878 ada seekor ikan berukuran besar terdampar di tepi pantai Papontian (Kini Desa Palasa Tangki). Tepatnya di Teluk Imboung saat ini poros Jalan Tani, Desa Palasa Tangki.

Ikan besar yang terdampar itu diperkirakan berukuran kurang lebih panjang 15 meter, lebar 5 meter, dan tinggi badannya sekitar 3 meter. Ikan ini, dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan Iange Papalasa (bahasa Lauje).

Kemudian, salah seorang  peneliti mengungkapkan Iange Papalasa sejenis Ikan Layar.

Saat itu keadaan Iange Papalasa terbujur lemas dan tak bernyawa lagi. Kondisi itu sempat membuat para nelayan merasa heran, karena permukaan air laut tampak berminyak selama 6 bulan lamanya.

Fenomena alam ini sontak mengemparkan warga desa tetangga. Sehingga Iange Papalasa seakan menjadikan ikon nama atau sebutan lain dari wilayah Papontian.

Sesudah itu, pemerintahan tradisional berangsur-angsur menghilang dan digantikan dengan sistem pemerintahan modern. Disepakatilah perkampungan yang sebelumnya bernama Ompogang Papontian menjadi sebuah desa yang diberi nama Palasa.

Awalnya, Desa Palasa tergabung dalam wilayah administratif Kecamatan Tomini. Karena adanya pengembangan wilayah Kecamatan Tomini menjadi dua kecamatan, maka Kecamatan Palasa menjadi kecamatan definitif pada tahun 2008 dan Desa Palasa menjadi bagian dari wilayah administratif Kecamatan Palasa.

Desa Palasa terdiri dari 6 dusun yaitu :

  1. Dusun 1, Bambanipa
  2. Dusun 2, Palasa
  3. Dusun 3, Lalap
  4. Dusun 4, Beringin
  5. Dusun 5, Papontian
  6. Dusun 6, Popindiang

Adapun pejabat Kepala Desa Palasa sejak terbentuknya tahun 1879 sampai saat ini sebagai berikut :

Dari Tahun 1879 sampai dengan Tahun  1937 masih penguasaan pemerintahan Kerajaan Tinombo.

  1. Magindano Tamuki : 1937-1948
  2. Lanongko : 1949-1953
  3. Abdullah Lapanjang : 1954-1958
  4. Abdurahim Lanongko : 1959-1963
  5. Dae Ntimali Lanongko : 1964-1968
  6. Abdul Fatar Haola : 1969-1973
  7. K Salumpu : 1974-1978
  8. Ahmad Djora : 1979-1983
  9. Said Dg Malimpo : 1984-1988
  10. Muhtar : 1989-1993
  11. S Salumpu : 1994-1998
  12. Saleh Labago : 1999-2004
  13. S Salumpu : 2005-2008
  14. Lajim Enggo : 2009-2013
  15. Ashar, S.Pd (Pj) : 2014
  16. Asalin : 2015-2019
  17. Atlantik, S.Sos : 2020
  18. Asalin : 2021-2027
  19. Abdul Rauf : 2025-2027

Adapun sejumlah prestasi yang telah ditorehkan Desa Palasa yakni juara 1 Hatinya PKK tingkat Kabupaten Parimo, menjadi perwakilan Kecamatan Palasa dalam pertemuan Tetua Adat Se-Provinsi Sulawesi Tengah.

whatsapp image 2025 11 23 at 09.36.42
Pemdes Palasa Tengah melaksanakan rapat persiapan HUT Desa Palasa Tengah ke 147. Foto : Ariati.

Dalam memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Desa Palasa ke 147, maka Pemerintah Palasa (Pemdes) Palasa Tengah periode tahun 2021-2027 dalam kepemimpinan Kepala Desa (Kades) Pengganti Antar Waktu (PAW) Desa Palasa Tengah, Abdul Rauf akan menggelar pesta rakyat tepat pada 10 Desember 2025.

Peringatan dirgahayu Desa Palasa Tengah ini merupakan kedua kalinya diselenggarakan oleh pemerintahan Desa Palasa Tengah dari masa ke masa. Rencananya, dalam memeriahkaan HUT Desa Palasaa Tengah akan digelar pelbagai kegiatan.

Seperti fun run, sepak bola mini usia Sekolah Dasar (SD), lomba membaca asmaul husna, shalawatan, sepak takraw, volley ball, tari kreasi tabolabaale. Menariknya Pemdes Palasa Tengah juga akan melaksanakan lomba pidato berbahasa Lauje dan pertandingan ponti. Selain itu, aakan digelar lomba kebersihan lingkungan antar dusun dan lomba hadang..

Oleh karena itu, di umur Desa Palasa terbilang sudah matang, banyak harapan yang tersirat untuk ibu kota Kecamatan Palasa ini. Kiranya dapat berkompetisi dari 11 desa yang ada di Kecamatan Palasa bahkan di tingkat kabupaten sampai provinsi. Pun tingkat nasional. Untuk mencapai itu tidak semudah membalikan telapangan tangan, butuh proses. Keterlibatan masyarakat pada umumnya menjadi bagian penting untuk pembangunan dan keberlanjutan Desa Palasa.

Tentunya, pergelaran HUT Desa Palasa Tengah merupakan bagian dari menjaga warisan yang di tinggal oleh leluhur secara turun temurun dan bertujuan untuk membangun harapan di masa kini dan mendatang dari generasi ke generasi.

 

Baca juga : Tende Bukan Ajaran Islam dan Tradisi Masyarakat Kaili

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *