Parigi Moutong, HALOSulteng – Pemerintah Desa (Pemdes) Ulatan akan terus mendukung pelaksanaan Upacara Adat Suku Lauje Momaso.
Hal itu disampaikan oleh Kaur Pemdes Ulatan, Abdul Farid usai pelaksanaan momasoro di dusun I, Desa Ulatan, Kecamatan Palasa, Kabupaten Parigi Moutong, Sabtu (18/1/2025).
Ia juga mengharapkan tradisi momasoro di Desa Ulatan dapat terus dikembangkan, dirinya menambahkan momasoro perlu menjadi perhatian seluruh lapisan masyarakat.
“Adanya kegiatan seperti ini kami dari pemerintah desa mengharapkan ini akan terus-menerus dikembangkan bahkan harapan kami dari pemerintah desa itu, semua kalangan harus memperhatikan budaya ini,” ujar Abdul Farid.
Abdul farid megatakan, sebelumnya Kepala Desa Ulatan, Nurhadija memastikan bahwa pemerintah desa ulatan akan memberikan bantuan terhadap kegiatan momasoro.
“Ya, untuk informasi melalui ibu kepala desa untuk pendanaan tentunya persiapan seperti ini tetap membutuhkan biaya dan kemarin ibu kepala desa itu sudah mengatakan kepada kami, beliau menyampaikan kepada kami bahwa ada alokasi khusus untuk pendanaan terkait persiapan kegiatan seperti ini terutamakan dari segi konsumsinya jadi itu ada juga untuk dialokasikan khusus kemungkinan ada nanti kegiatan-kegiatan berikutnya tetap sudah ada lokasi dananya,” jelasnya.
Bahkan, ia mengaku dalam kegiatan kali ini, Pemdes Ulatan telah memberikan kontribusi terhadap lembaga adat di desa tersebut.
![whatsapp image 2025 01 20 at 11.34.52](https://halosulteng.com/wp-content/uploads/2025/01/WhatsApp-Image-2025-01-20-at-11.34.52.jpeg)
Sementara itu, Tetua Adat Desa Ulatan, Rasina menjelaskan masoro memiliki tujuan untuk mencerahkan jiwa manusia.
“Tujuannya agar mencerahkan jiwa manusia (jasmani dan rohani) karena manusia memiliki roh yang datang kembali ke tubuh kita kemudian harus dirawat dengan baik,” tuturnya.
Berdasarkan keyakinan masyarakat adat lauje, kata Rasina, bahwa manusia memiliki roh yang datang kembali ke tubuh, kemudian harus dirawat dengan baik.
Menurut Rasina, pelaksanaa momasoro dilakukan sekali dalam setahun.
“Satu kali satu tahun,” cetusnya.
Seringkali momasoro dilaksanakan tergantung hasil panen bumi masyarakat setempat. biasanya setelah melakukan panen cengkeh, tujuannya agar kebun masyarakat serta masyarakat itu sendiri terhindar dari bala bencana.
Senanda dengan itu, Ketua Lembaga Adat Desa Ulatan, Sabdan P.Lauan menyebutkan momasoro dilakukan setiap selesai panen di Desa Ulatan.
“Ya kadang kan menunggu hasil panen kalau sudah selesai untuk melaksanakan kegiatan seperti ini,” terangnya.
Ia juga mengaku selaku ketua adat, dirinya selalu hadir dalam kegiatan momasoro.
“Iya karena saya setiap yang membuat seperti ini saya selalu hadir. Saya dari lembaga adat, karena saya ketu adat di Desa Ulatan,” tutupnya.
Setelah 2 buah perahu dikeliling oleh tetua adat bersama 3 orang lainnya, kemudian sejumlah masyarakat memikul perahu yang berisikan berbagai hasil bumi untuk di hanyutkan ke laut sebagai proses terakhir momasoro.