Parigi Moutong, HALOSulteng – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menuai sorotan setelah sedikitnya 27 siswa SMP Negeri 2 Taopa, Kecamatan Taopa, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng) mengalami gejala diduga keracunan usai menyantap MBG, Rabu (24/9/2025).
Usai peristiwa ini, nampak sebuah bangunan tertera spanduk berlogo Badan Gizi Nasional (BGN) yang bertuliskan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Parigi Moutong Taopa Nunurantai di Desa Nunurantai, Kecamatan Taopa, Kabupaten Parigi Moutong, Sulteng, yang merupakan tempat pengolahan MBG, kini dipasangi garis polisi (police line). Aktivitas produksi makanan di sana terhenti total, pada Kamis (25/9/2025).
Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, SPPG Parigi Moutong Taopa Nunurantai dijalankan oleh Yayasan Berkah Nusantara Mandiri yang melaksanakan program MBG dibawah naungan Badan Gizi Nasional (BGN). Penyegelan ini diduga berkaitan dengan kasus keracunan makanan yang menimpa sejumlah siswa SMP Negeri 2 Taopa.
Kepala Puskesmas Taopa, Nurlian, membenarkan adanya kasus tersebut. Gejala yang dialami siswa antara lain mual, muntah, pusing, hingga gatal-gatal. Sebagian dari mereka harus mendapat perawatan medis di Puskesmas Taopa, bahkan ada yang dirujuk ke rumah sakit karena fasilitas puskesmas terbatas.
“Berdasarkan laporan dari petugas kami di lapangan, gejala yang dialami siswa antara lain muntah-muntah dan gatal-gatal. Beberapa siswa bahkan dianjurkan untuk dirujuk ke rumah sakit, karena fasilitas di Puskesmas Taopa hanya rawat jalan,” jelas Nurlian, Rabu (24/9/2025).
Kasus ini bukan yang pertama. Sebelumnya, belasan siswa SDK Toboli Barat juga mengalami gejala serupa setelah mengonsumsi MBG. Dua insiden berdekatan ini memperkuat kekhawatiran masyarakat terhadap kelayakan produksi MBG.
Salah seorang warganet, Reni Anggraini, ikut meluapkan keresahan melalui akun Facebook miliknya. Ia mengaku khawatir setelah mendengar kabar teman sekelas anaknya ikut menjadi korban.
“Kami orang tua tentu sangat resah. Program ini seharusnya menyehatkan anak-anak, bukan malah membahayakan mereka,” tulis Reni dalam unggahannya.
Di sisi lain, Koordinator Pendidikan, Ekonomi, dan Kearifan Lokal, Komunitas Pemuda Kreatif Independen Parigi Moutong, Iksan mendesak pemerintah daerah agar segera membentuk tim investigasi.
“Jangan sampai Pemda Parigi Moutong dianggap tidak mampu menerjemahkan gagasan Presiden. Pemda tidak boleh berpangku tangan. Meski aturan teknis mungkin belum spesifik, pemerintah tetap wajib memberi rasa aman bagi masyarakat, terutama siswa sebagai sasaran utama program MBG,” tegas Iksan.
Menindaklanjuti kejadian tersebut, Kepolisian Resor (Polres) Parigi Moutong langsung bergerak cepat.
Kapolres Parigi Moutong, AKBP Hendrawan menegaskan pihaknya telah membuka penyelidikan awal. Polres Parigi Moutong, telah mengamankan sampel MBG yang diduga menyebabkan puluhan siswa SMP Negeri 2 Taopa keracunan makanan untuk dilakukan uji laboratorium.
“Kita mendatangi rumah sakit, kemudian meminta keterangan dari petugas maupun orang tua siswa yang mengalami gejala-gejala pusing, mual, dan muntah. Selain itu, kita juga sudah mengamankan sampel makanan untuk diuji di laboratorium,” tegas Kapolres, Kamis (25/9/2025).
AKBP Hendrawan menyatakan, koordinasi dengan Balai POM telah dilakukan agar penyebab dugaan keracunan ini bisa terungkap secara transparan.
“Kami akan kawal hingga tuntas, baik terkait kesehatan para siswa maupun penyelidikan penyebab pasti peristiwa ini,” tegasnya.
Sementara itu, pihak sekolah SMP Negeri 2 Taopa melalui guru, Yunasri, membeberkan siswa merasakan mual setelah menyantap MBG.
“Sebelumnya memang para siswa ini sudah merasa mual, jadi kami dari pihak sekolah langsung membawa ke puskesmas terdekat,” ujar Yunasri.
Ia memastikan sebagian besar siswa sudah diperbolehkan pulang, sementara lainnya masih menjalani perawatan intensif.
“Dari 27 siswa, 17 sudah pulang karena membaik. Sisanya masih dirawat, tapi rencananya dalam beberapa hari ke depan mereka sudah bisa kembali beraktivitas,” tambahnya.
Kasus dugaan keracunan di SMP Negeri 2 Taopa ini kian menambah catatan buruk pelaksanaan program MBG di Parigi Moutong.
Baca juga : Sidak Dapur SPPG, Kapolda Sulteng : Urusan Gizi Tidak Boleh Main-Main
Respon (1)