HALO Parigi Moutong

Ketua Kobar Parimo Sebut Pekerjaan Tanggul Pengaman Pantai Ulatan Diduga Dikerjakan Asal-asalan

×

Ketua Kobar Parimo Sebut Pekerjaan Tanggul Pengaman Pantai Ulatan Diduga Dikerjakan Asal-asalan

Sebarkan artikel ini
whatsapp image 2025 12 06 at 16.33.49
Ketua Kobar Parimo, Farid Pundanga menyoroti pembangunan tanggul pengaman pantai Desa Ulatan. Foto : HALOSulteng.com.

Parigi Moutong, HALOSulteng Pekerjaan pembangunan tanggul pengaman pantai di Dusun 2, Desa Ulatan, Kecamatan Palasa, Kabupaten Parigi Moutong, kembali menuai sorotan tajam. Keluhan warga pesisir muncul setelah ditemukan kekurangan pada konstruksi fisik, terutama pada bagian kaki beton tanggul yang terlihat berada di permukaan tanah, padahal semestinya pondasi beton ditanam hingga kedalaman sekitar satu meter.

Proyek dengan nilai kontrak Rp1.637.697.100 ini dikerjakan oleh CV Trini Karya Perdana melalui kontrak kerja bernomor 04/SP/PSDA.BPP.WSLDKK-SPDAB/CIKASDA/2025, dengan panjang bangunan mencapai 270 meter dan waktu pelaksanaan 120 hari.

Hal itu telah muat dalam pemberitaan sebelumnya berjudul Warga Soroti Pekerjaan Tanggul Pantai Ulatan yang Dikerjakan CV Trini Karya Perdana

Ketua Kobar Parigi Moutong (Parimo), Farid Pundanga, menilai proyek tersebut diduga dikerjakan secara asal-asalan. Hal itu disampaikannya usai melakukan pengecekan langsung ke lokasi pembangunan.

“Bahwa pekerjaan tanggul pengaman pantai yang dikerjakan di Desa Ulatan ini asal-asalan, tidak mengacu pada RAB,” ujarnya kepada redaksi melalui pesan WhatsApp, Sabtu (6/12/2025).

Farid mengungkapkan, hasil tinjauannya menunjukkan bahwa penggalian pondasi tanggul tidak dilakukan menggunakan alat berat, melainkan hanya menggunakan skop. Dampaknya, kedalaman pondasi dinilai tidak memenuhi standar pembangunan talut pengaman abrasi.

“Karena saya cek langsung di lapangan bahwa tanggul ini tidak digali oleh alat, hanya menggunakan skop, dan kedalamannya tidak memenuhi standar,” tegasnya.

img 20251206 wa0011
Temuan Farid Pundanga kaki beton tanggul mengantung di atas permukaan tanah. Foto : Farid Pundanga.

Ia juga menyoroti kondisi kaki beton tanggul yang terlihat berada di permukaan tanah. Bahkan pada beberapa titik, kaki beton tersebut tampak menggantung dan tidak menempel pada dasar tanah sebagaimana mestinya.

“Untuk tembok tanggul pengaman pantai, pondasinya sudah tergantung sesuai gambar yang saya dapat,” kata Farid.

Menurutnya, pengerjaan yang tidak sesuai standar ini dapat merugikan masyarakat pesisir, mengingat fungsi utama tanggul adalah melindungi pemukiman dari abrasi. Ia khawatir bangunan tersebut hanya akan bertahan dalam waktu singkat.

“Ini merugikan masyarakat dengan anggaran yang begitu besar. Masa hanya dipakai sebulan? Bahkan saya yakin pekerjaan ini tidak bertahan lama,” ungkapnya.

Farid meminta pihak pengawas, konsultan, hingga pimpinan CV Trini Karya Perdana untuk bertanggung jawab atas dugaan ketidaksesuaian pekerjaan tersebut.

“Harusnya pihak pengawasan, konsultan, dan pihak yang mengerjakan bertanggung jawab,” pungkasnya.

Sementara itu, Pelaksana Kontraktor CV Trini Karya Perdana, Ramadhan menyebut kondisi itu terjadi karena galian yang sedalam satu meter kembali tertimbun pasir akibat hantaman ombak sekitar 70 cm. Sehingga sisa galian hanya 30 cm dan harus dibersihkan secara manual.

“Karena dihantam ombak, galian tertimbun kembali sekitar 70 cm. Jadi dari 1 meter galian, tinggal 30 cm yang tersisa. Itu yang kita gali manual sepanjang area kerja,” katanya.

Ia juga menjelaskan bahwa kaki beton sebenarnya telah ditanam sesuai galian, namun pasir yang tergerus ombak membuat bagian tersebut tampak muncul ke permukaan.

“Saat kita akan melakukan pengecoran toporan 50 cm, tertimbun lagi oleh pasir yang dibawa ombak. Pasir di atas ini terbawa ke laut, jadi toporan itu jadi timbul,” jelasnya.

Meski demikian, Ramadhan menjamin struktur bangunan tetap aman dan meyakini air pasang yang menyebabkan kondisi tersebut hanya terjadi pada bulan Desember saja.

“Bangunan tanggul tetap aman karena air pasang hanya terjadi di bulan 12 ini. Di bulan berikutnya tidak ada lagi,” kata Ramadhan.

Pihak CV Trini Karya Perdana memastikan telah melakukan perbaikan terhadap retakan dan kebocoran pada tanggul.

“Untuk retakan pada bangunan tanggul itu akan kami antisipasi besok. Kami akan membuat adonan khusus, lalu memasukkannya kembali sebagai air semen pada bagian yang retak. Setelah itu, di bagian atas akan kami sambungkan besi untuk pengecoran lanjutan,” jelasnya.

Ia mengaku saat ini pembangungunan tanggul pengaman pantai di Desa Ulatan telah mencapai 80 persen.

Ia menambahkan, penanganan kebocoran juga dilakukan bersamaan.

“Untuk bocorannya. Bagian depannya akan kami gali terlebih dahulu, kemudian ditambah lagi corannya agar air tidak masuk dari bawah,” tutupnya.

Baca juga : Cikasda Sulteng Minta Perbaikan Tanggul Pantai Ulatan yang Dikerjakan CV Trini Karya Perdana Usai Diduga Tak Penuhi Spek

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *